Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2018

Jangan berhenti berjuang!

Untuk para pejuang akademisi , Saat ini, seminggu ke depan, maupun bertahun-tahun yang akan datang, boleh saja teman dan orang lain menaksir kecerdasanmu dari deretan angka-angka di rapor. Bagi mereka, kemampuan dan bakatmu hanya dikotak-kotakkan dalam label Matematika, Geografi, Biologi, Sejarah, Fisika, Ekonomi, Bahasa, dan seterusnya. Bagi mereka, tingkat pencapaianmu hanya sebatas angka dua digit pada laporan kemajuan di akhir semester. Bisa saja orang tua mengukur keberhasilan pendidikanmu hanya dari sekilas warna merah atau hijau pengumuman di layar komputer. Bagi mereka, hijau artinya sukses dan merah artinya gagal, tanpa paham akan jerih payah dan usaha kerasmu selama ini. Bagi mereka, seluruh hidupmu dibentuk untuk saat ini, di mana akhirnya kamu mempertaruhkan segala kepintaran dan kerja keras pada sebuah ujian. Tidak perlu banyak mengeluh. Standar pendidikan kala ini memang diberikan dalam bentuk nilai, dan penerimaan memang hanya ditandakan dengan warna merah ataupu

Victim of the end

I always wonder when we will end. I know that we are barely starting. It's not long before our promise to walk together from now on, to lean on each other's shoulder, and to write life pages together with the living poem of our own. But, I can't help it. I am a firm believer of the statement "everything that has a beginning also has an end". Even before starting, I fear too much for the haunting images of the future. What is the point of keeping something that will eventually end? Why should I surrender myself to you? Because someday, I know we will reach our expiration date. When it happens, there will be no such thing called turning back. When it happens, there will be no such thing called "us". I will be alone, crumbling under the remains of my broken heart. Every shard of it will pierce me wider and deeper. Every second passing will kiss me with the unforgotten taste of the past. The past when you were beside me. The end will always remind me o

Setidaknya aku pernah

Menemukan dan membuka folder lama itu memang suka membuatku senyum-senyum sendiri, setelahnya nyesek sendiri juga. Ada-ada saja. Ternyata kita pernah ada pada masa itu, masa di mana dunia adalah milik berdua, yang lain cuma ngontrak. Iya, se-berlebihan itu. Aku pernah berhasil menghapus satu folder yang berisi ribuan foto, voice note, tulisan, screenshot, dan itu tanpa perasaan sedih. Sedih tidak, namun setelahnya aku menyesal sendiri. Ada-ada saja. Setidaknya aku pernah seberani itu untuk menghilangkanmu, aku pernah sekeras itu untuk menghapuskanmu, namun aku salah. Semakin aku berusaha, semakin kamu tumbuh dalam ingatanku. Lagi-lagi setidaknya aku pernah sebahagia hari itu, sempat menjadi alasan tawamu, tak jarang juga tangismu, pernah mendekapmu hangat, menggenggam mu erat, dan menanam rasa paling hebat dalam dadamu. Sempat meniti banyak kemungkinan bersama hingga kita sampai pada satu titik tanpa kemungkinan untuk bersama lagi. Aku cukup bahagia pernah berjuang hingga akhir. A