Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2018

Ini tentang kamu.

Mungkin semua yang kita jalani kini tidak lagi semudah dan seindah seperti awal kita memulai semuanya. Namun kuharap kamu selalu mengingat hal-hal ini, manakala resah dan jenuh mulai menguasai diri, ingatlah bagaimana dulu kita memulai semuanya. Ingat pula apa saja hal buruk dan berapa banyak kesulitan yang sudah kau hadapai atau kita hadapi berdua. Lalu jangan pernah lupa bagaimana kita menjaga rindu dalam debar sabar sepanjang hari. Atau bagaimana kita memupuk benih rasa itu setiap waktu, bertukar kisah, berbagi rasa, hingga hari ketika aku menulis ini. Sekian

Kepada hati yang tengah tersakiti.

Sebelumnya , maafkan aku sebab tulisan ini tak akan menyembuhkan luka di hatimu. Aku tak akan pernah bertanya sakitmu berasal dari mana. Kecuali kalau kau sendiri yang mau membuka luka dan menceritakannya. Entahlah. Mungkin lukamu berasal dari harapan yang selama ini kau harapkan menjadi nyata, dan dia yang seolah membuka kesempatan bagimu untuk masuk dalam kehidupannya. Atau mungkin lukamu berasal dari perasaan yang harus terhenti karena keadaan yang tak seharusnya—atau pada waktu yang tidak tepat, misalnya. Atau tentang masa lalu yang masih saja menghantui kehidupanmu. Yang kau sendiri masih saja tak tahu bagaimana cara berdamai dengannya. Kau bisa menutupinya dengan tertawa tanpa perasaan bahagia. Atau mungkin kau menghabiskan malam dengan menangis hingga tak lagi keluar air mata. Tak apa. Asal jangan lupa bangkit. Berjalanlah terus ke depan. Hingga suatu hari nanti, kau menyadari kau sangat berharga. Sebab sekalipun sembilan ratus lima manusia membantumu melepaskannya, j

Satu huruf.

Saat aku dan kamu sudah tak menjadi kita, aku masih bertanya apa yang berbeda? Apa yang menyakitkan dari sebuah perpisahan? Bahkan aku masih menyimpan pesan yang kamu kirimkan. Masih hafal dengan sangat letak titik, koma dan tanda baca lainnya. Tak kuhapus sebab di situlah kamu pernah berada. Menghabiskan malam dengan mencari tahu keadaanmu yang sekarang. Membuka halaman sosial media yang seringkali malah membuat dadaku sesak—sakit yang kusengaja. Lalu perasaan yang belum sepenuhnya hilang itu akan berganti dengan kenangan yang menghadirkan rindu yang datang seenaknya. Aku benci pada titik seperti ini. Titik dimana kamu masih selalu hadir bahkan saat aku melihat benda-benda mati. Kamu yang menyisakan cerita, sedangkan aku yang masih saja berjuang menyelesaikan perasaan dengan kenangan yang menghantui di kepala.

Trying.

I'm trying to be happy. trying to live my life without you. but it’s difficult to do that when you’re all i can think about. you’re all i can think about when i see lovers living their lives for each other, because that’s everything i’ve ever wanted with you. and now, because of you… i know exactly what it’s like to want something i can’t have. i know what it’s like to miss someone i can’t see every day. i know what it’s like to love someone who doesn’t love me back. maybe, someday, i’ll finally be able to find another person to put in your place, but sometimes it all comes crashing down in my head, and the reality is just too hard for me to handle. because, i just want you. i want you on your bad days. i want your imperfections. i want your insecurities. and i want to be the person to love you and be there for you when everyone else turns away.

Things You Never Said.

I don’t love you. I am sorry. It was all a lie. I really liked you though. I think time, it doesn’t change things, only makes them clearer, especially your priorities. However, know this, it was never my intention to hurt you. I know I ended up doing just that though and for that I am sincerely sorry. I don’t think I can live well if this scars you enough to prevent you from living a good life. Don’t be hung up on me for too long, your time is too precious for an average guy like me who god knows how found a place in your heart and then managed to break it like a complete idiot. Forgive me when you can and live well without indulging in guys like me in the future. I am sorry. Goodbye.

Kamu adalah sebandel-bandelnya noda.

Setelah sekian lama usahaku melupakan, rupanya kamu belum betul-betul hilang. Kamu adalah sebandel-bandelnya noda , sepekat-pekatnya tinta yang tumpah pada kemeja kerja. Yang membekas, yang melintas. Selama ini aku hanya menutupi, hanya berusaha tidak mengunjungi sisa memori yang lupa kaujemput pergi. "Jika tak mampu melupakan, setidaknya jangan berusaha mengingat" Konsep itu aku kuasai dengan cepat. Membuatku menjadi ahli menghindari. Sampai suatu ketika aku tak sengaja menemukanmu, yang sialnya masih sama istimewanya meski sudah beribu kali kukatakan pada diriku jika kamu biasa saja. Rupanya tanpa sengaja aku juga memiliki seorang lain yang tak patuh, kelemahan yang selama ini kutolak untuk bicarakan. Aku lupa berdamai dengan diriku. Aku tak pernah mengajaknya sepakat untuk melupakanmu. Tak heran mengapa aku belum menang, lawanku dua orang; Dirimu, dan diriku di masa lalu yang masih berharap bersatu. #eaaak