Cinta realistis
Aku akan lebih sering memberimu teh manis daripada barang-barang kekinian yang sedang laris.
Kita mungkin hanya menonton bioskop sebulan sekali, tetapi bertengkar hampir setiap hari. Barangkali nanti alasanmu memarahi bukan karena mendapati aku sedang bermain hati, melainkan karena aku mengabaikan larangan dan terus-terusan makan mie.
Nanti kamu akan sering mendapatiku yang acak-acakan ketimbang menjaga penampilan. Bisa saja nanti kamu merasa biasa saja ketika melihatku sudah makan dua porsi dan masih bertambah, sikap berpura-puraku menolak makanan saat kencan mungkin hanya jadi sejarah.
Aku ingin mencintaimu dengan realistis.
Dengan pemahaman jika kita tak mungkin menggoreng telur dan sosis sambil berpelukan, kita tak mungkin berkejaran lucu di bawah hujan.
Aku akan menjadi menyebalkan, ketertarikan kita mungkin akan dilanda kebosanan, pertengkaran pun tak terhindarkan.
Tidak ada hubungan yang sempurna, tidak juga kita.
Barangkali aku hanya mampu berjanji untuk banyak-banyak berdoa dan minum air putih atau menghela napas panjang berkali-kali tiap kali kamu menguji kesabaran diri.
Aku mencintaimu dengan persiapan.
Aku mencintaimu dengan kesediaan menerima kenyataan.
Untuk sekarang, aku mencintaimu dalam tulisan.
Komentar
Posting Komentar