Langsung ke konten utama

Gairah hidup (Passion) VS Pendidikan (Education)

Gue pernah sempet bingung antara memilih pendidikan formal dan mendapat gelar sarjana atau mengikuti apa yang menjadi gairah hidup gue (passion). Dan yang pada akhirnya gue lebih memilih mengejar passion gue dan meninggalkan pendidikan gue untuk mengejar gelar sarjana.

Dilema, itulah apa yang gue rasakan tentang hal ini. Keluarga khususnya orang tua gue pengen anak laki-lakinya ini memiliki pendidikan formal dan menjadi sarjana. Tapi entahlah, gue merasa kuliah bukanlah tempat yang tepat untuk gue "selami". Gue pengen traveling, gue pengen menjelajah dunia.

I don’t believe education starts and ends in the classroom. Gue gak percaya kalo pendidikan harus dimulai dan diakhiri dibangunan bernama sekolah atau kampus. Menurut gue, pendidikan formal bukan segalanya, pendidikan yang baik harus sesuai dengan apa yang kita mau, harus menjadi sesuatu yang bisa kita adopsi untuk kehidupan kita sendiri.

Picasso sang seniman besar pernah berkata, semua manusia terlahir sebagai seniman. Tinggal bagaimana cara kita untuk mengasah dan mengejar hal tersebut. Yah, semua manusia terlahir sebagai seniman untuk dirinya sendiri, membentuk pribadinya sendiri sesuai dengan apa yang dia mau dan menghasilkan sebuah "karya" pun untuk dirinya sendiri. Karena manusia hidup dengan semangat mengejar apa yang menjadi keinginan besar dia.
My Passion VS My Education
Failing is not a bad thing, it is how to move of from failure, ultimately failing moulds us into the people we are today. Gue sempet ngerasa terjatuh, ragu akan keputusan gue dan merasa bersalah dengan apa yang gue pilih. Tapi apalah gunanya gue terus terjatuh tanpa bangkit dan yakin dengan apa yang gue pilih kemarin. Go ahead, gue bakal terus maju dan yakin dengan passion gue, dan akan menghasilkan sebuah "karya" untuk diri gue sendiri.

Gue adalah guru dari diri gue sendiri, gue adalah sebuah pendidikan yang bisa gue pelajari. Never be afraid to try something new. Remember, amateurs built the ark. Professionals built the Titanic.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Riset #1 Perbedaan Cewek dan Cowok setelah putus

Helo, bertemu lagi sama gue yak. Udah lama gak update blog lagi, sorry banget ya. Oiya , selamat tahun baru ya! Maaf telat ngucapinnya di blog, tapi kalo di twitter sama facebook udah kok. Stalking aja! :v Malem-malem gini gue mau kembali ngeblog lagi nih. Btw, masih pada nerima gue kan jadi tukang ketik di blog Amburadul ini kan? Nerima gak nerima gapapa deh, yang penting bisa bermanfaat bagi gue dan kalian semua pembaca setia blog yang gak untuk dibaca . Oiya kemarin gue ngga sengaja liat vidio riset gitu di laptop teme gue,yaudah gue coba aja ngikut ngikut buat vidio riset,tapi berhubung jaringan=kuota nggak emadai buat upload video,yaudah jadilah tulisan ini,hope you like it :) Banyak orang yang bingung kenapa saat putus, cowok kelihatan biasa biasa aja sedangkan cewek kayaknya tertekan banget ni ya gue kasi ilustrasinya : Cewek   : “ halohh,lo lagi dirumah nggak ? gue kerumah lo sekarang yaaah *nada melas gituu *nyampe rumah temennya “Guee...

disable

aku masih disini,masih berdiri di tempat yang sama. aku tak benar benar pergi darimu,aku hanya menepi dan membiarkan mu bahagia dengan jalan yang kau pilih. aku selalu menjagamu dalam diam, melihatmu dari kejauhan dan merindukanmu dalam sepi. kembalilah jika kau mau tak usah terburu-buru. 13 Desember 2021

Putus asa

Putus asa tak selalu tentang seseorang yang mengakhiri hidupnya. Putus asa bisa saja dilakukan seseorang dari hal-hal yang tampak biasa saja. Ketika seseorang yang periang yang selalu tampak tersenyum perlahan menjadi seseorang yang tak lagi acuh atau peduli dengan orang di sekelilingnya. Putus asa tak selalu terdengar. Putus asa bisa saja terlihat ketika seseorang tak lagi menuntut cintanya untuk setia atau tetap tinggal di hidupnya. Ketika seseorang yang ia cinta pergi dari hidupnya, ia hanya diam. Keputusasaan bisa tumbuh dimana dan kapan saja. Putus asa tak harus diteriakkan atau ditunjukkan. Ketika seseorang berhenti memakan makanan kesukaannya lalu berkata "aku tidak lapar". Mungkin sebelum benar-benar putus asa, seseorang tersebut berhenti melakukan hal-hal yang dulu ia lakukan dan memilih mati perlahan dalam diam. — Lalu pergi dan mengakhiri.