Bisa saja
Orang bilang, jangan terlalu percaya pada apa yang kamu percaya, apa yang kamu lihat, apa yang kamu dengar, dan, terlebih lagi apa yang kamu rasa.
—Apa yang kamu percaya, belum tentu sepenuhnya benar dan salah. Misalnya ilmu alam, dan aplikasi perkiraan cuaca. Mereka bilang, bulan Oktober sampai Desember akan hujan lebat. Nyatanya? Desemberku cerah, matahari pun mencuat tak tahu malu. Langit juga tak kalah cantiknya seperti permen kapas.
—Apa yang kamu lihat, belum tentu sepenuhnya benar dan salah. Misalnya saja, kamu melihat orang berbaju lusuh, bau, tak mandi, berantakan, kamu anggap mereka preman atau gelandangan. Nyatanya bisa saja dia merupakan orang hilang yang butuh bantuan, ingin tahu dimana dia sekarang dan kemanakah arah pulang kerumahnya.
—Apa yang kamu dengar, belum tentu sepenuhnya benar dan salah. Misalnya, kamu mendengar suara anak kecil berteriak kesakitan, "Sakit Ayaah! Sakit! Dede sakit!". Kamu berfikir itu merupakan sebuah kekerasan yang dilakukan seorang Ayah kepada anaknya. Nyatanya? Bisa saja saat itu Ayah itu sedang mengobati luka dikaki anaknya, yang terjatuh dari sepeda roda dua, yang semula roda empat. Anaknya cengeng, dikasih obat merah sejenis betadine saja berteriak kencang seperti dicubit!
—Dan, begitu juga, apa yang kamu rasa. Kamu rasa dia mencintaimu. Nyatanya? Dia hanya membutuhkanmu saat kesepian. Apakah saat kamu merindukannya, kamu rasa dia juga begitu? Ah, yang benar saja, belum tentu, sayang. Bisa saja, dia sedang asyik bersyahdu dan berpegangan tangan dengan orang lain.
Ah iya, saat kamu berada jauh darinya dan kamu merasa kesepian, kamu rasa, dia juga begitu? Tidak juga! Dia sedang menikmati waktunya tanpamu. Dia sedang sibuk bersama seseorang yang bisa selalu berada dekat disisinya!
Jadi, belum tentu semua itu benar dan salah. Pengalamanku, aku selalu salah dalam menilai semua hal itu. Terutama perihal rasaku padamu, aku selalu salah.
Komentar
Posting Komentar